Bertengkar dengan Pasangan, Ini Langkah Agar Segera Berbaikan | Beauty Moms
Bertengkar dengan Pasangan, Ini Langkah Agar Segera Berbaikan
Tidak ada rumah tangga tanpa bumbu pertengkaran di dalamnya. Entah karena masalah sepele maupun gawat, pertengkaran memang tidak bisa dihindari. Jika tidak hati-hati, masalah kecil bisa menjadi besar.
Untuk menghindari pertengkaran makin meruncing dan menyebabkan keretakan hubungan, yuk belajar mendinginkan suasana agar segera berbaikan. Berikut langkah-langkah berbaikan dengan pasangan setelah bertengkar agar kembali mesra;
1. Berusahalah Untuk Tetap Tenang
Jika di hati ada perasaan ingin “meledak” , ambil jeda beberapa saat. Moms bisa mencari ruangan yang tenang dan bisa melepaskan emosi di tempat itu. Ambil nafas dalam-dalam. Tenangkan pikiran. Kalau diperlukan, bisa mengambil waktu agak lebih panjang untuk meredakan amarah. Bila sudah tenang dan pikiran mulai jernih kembali temui pasangan. Berbicaralah dengan baik untuk menyelesaikan masalah. Satu hal yang perlu diperhatikan, jangan mengambil keputusan saat marah.
Beristirahat sekitar 30 detik dapat membantu mendinginkan kepala saat bertengkar. Seorang Konselor pernikahan, Timothy Warneka mengatakan, “Berhenti, keluar dari ruangan, dan kembalilah saat sudah sedikit lebih tenang. Baik Anda atau pasangan.”
Saat merasa emosi, sangat mungkin ingin melakukan tindakan destruktif, seperti berteriak bahkan memukul pasangan. Oleh karena itu, moms bisa memakai teknik menghela napas dalam-dalam dan menghitung mundur mulai dari angka 10.
Ambil nafas dalam-dalam. Tenangkan pikiran
Bila masih emosi bisa juga memilih tidur sebagai salah satu solusi menenangkan diri. Sebagian terapis pernikahan menyarankan jangan tidur saat emosi. Sebab, kualitas tidurnya akan buruk. Bahkan cenderung gelisah, dan akan mengalami insomnia. Mereka menyarankan bila ada masalah dengan pasangan, untuk diselesaikan saat itu juga. Namun kondisi ini ternyata tidak selamanya bisa diterapkan pada semua pasangan.
Lisa Earle McLeod, penulis dan terapis perkawinan mengatakan memutuskan untuk tidur dalam kondisi masih emosi atau marah ternyata sering menjadi pilihan terbaik. Dengan tidur justru bisa membersihkan pikiran. Saat bertemu dengan pasangan keesokan harinya pikiran sudah jernih dan masalah bisa dibicarakan dengan baik-baik.
Apapun teknik yang dilakukan bertujuan untuk memberikan respon positif pada pasangan. Mengumpat, berkata kasar bahkan memukul toh tidak akan menyelesaikan masalah.
2. Hindari Kata-kata yang Meruncing Pertengkaran
Pernah nggak sih moms mengucapakan kata ‘Selalu’ dan ‘Tidak Pernah’? Misalnya, “Kamu selalu tidak pernah mau mengerti perasaanku”. Kata-kata ini acapkali keluar begitu saja dari mulut saat marah kepada pasangan. Padahal, penggunaan kata-kata ini akan semakin memperuncing pertengkaran. Hindari ucapan tersebut . Katakan saja masalahnya secara jelas agar tidak terkesan menghakimi.
Bagi sebagian orang poin ini memang paling sulit dipraktekkan. Pertengkaran biasanya terjadi karena ada perilaku yang berulang dari pasangan yang kita tidak suka. Jadi sering kali terucap kata yang bernada menuding. Seperti kamu selalu saja begitu, tidak pernah mau mengerti. Ternyata kata-kata ini terbukti menambah runyam keadaan. Yang timbul adalah egoisme, merasa paling.
Dicari siapa yang paling sering mengalah atau menderita. Muncullah sifat membandingkan. Padahal di hati udah kepengen banget berbaikan, tapi mulut rasanya masih pengen nyerocos pedas kaya cabe rawit. Kenapa sih saya selalu salah dan dia selalu benar? Wah sampai lebaran gajah, jadi nggak selesai-selesai masalahnya.
3. Pertengkaran Bukan Akhir Segalanya
Apa pun masalahnya, pertengkaran bukan akhir sebuah hubungan. Jadi, jangan cepat-cepat mengeluarkan keputusan bahwa hubungan akan segera berakhir. Fokuskan perhatian pada inti masalah. Jangan biarkan terbawa suasana. Kalau berpikir setiap pertengkaran berarti sudah tidak bisa dipertahankan lagi, bisa gawat . Pasti akan mudah menuju ke arah perpisahan. Jangan sampai ya moms.
4. Jangan Katakan “Aku Benci Kamu”
Apa pun yang dirasakan saat bertengkar, jangan pernah sekalipun mengeluarkan ungkapan benci. Karena pada dasarnya, marah hanya sebatas tidak suka, atau salah paham atau justru karena dilatarbelakangi perasaan sayang. Bukan benar-benar benci. Jangan pernah katakan; aku benci kamu. Cukup katakan sikapnya yang tidak kamu sukai.
Misalnya marah karena pasangan suka merokok, begadang, yang bisa membahayakan kesehatannya ungkapkan saja secara jelas. Misalnya, saya marah seperti ini karena saya peduli sama kamu.
5. Bersikap Lebih Lembut
Untuk menenangkan dan mendinginkan suasana, langkah yang tepat adalah dengan berkata lembut dan halus pada pasangan yang sedang ‘panas’ hati. Bersikaplah lebih perhatian, berlapang dada dan tempatkan diri kita di posisinya. Jika kita tidak mau sabar, jangan harap pasangan juga melakukan hal yang sama. Pasti susah ya. Lagi marah kok disuruh berkata lembut. Yang ada kan rasanya pengen pecahin piring. Hehe
Bersikap lebih lembut
Okelah mungkin masih ingin diam karena belum sepenuhnya bisa memaafkan. Tapi coba buang gengsi sejenak dengan berusaha memberikan sentuhan. Melody Brooke, seorang terapis pernikahan dan terapis keluarga mengatakan, kadang memaksakan untuk mendiskusikan masalah yang memicu terjadinya konflik tidaklah membantu. Jadi yang sebenarnya diperlukan adalah cara untuk bisa saling merasa terikat dan intim.
Ia pun menyarankan agar pasangan saling berpelukan. Memang, untuk memulainya akan terasa kaku. Tapi percayalah, adanya kontak fisik setelah berselisih itu sangat diperlukan karena memang bisa meredam rasa emosi agar tidak tambah menjadi-jadi. Duh, so sweet banget kan kalau habis marahan terus saling peluk. Biasanya setelah bertengkar, hubungan justru semakin mesra.
6. Jangan Menambah Masalah Baru
Bila sudah mulai berbaikan, sebisa mungkin hindari mengomentari pertengkaran yang sudah lewat. Tidak penting siapa yang memulai sebab sudah sepakat berdamai. Selain itu juga tidak terlalu penting untuk mencari siapa yang benar dan yang salah
Saat konflik dalam rumah tangga terjadi tidak perlu berusaha mendominasi dan mengalahkan pasangannya. Jangan berusaha menjadi pemenang dengan berbagai argumentasi. Langkah terpenting adalah mencari jalan keluar. Jangan sekali-kali berpikir untuk membalas dendam ya moms.
Untuk menghentikan pertengkaran, tahan untuk membuat pernyataan atau mengatakan sesuatu yang membuat memancing emosi kembali.
Ucapkan maaf dan peluk pasanganmu
7. Ucapkan Permintaan Maaf
Meskipun tidak merasa bersalah, namun saat marah bisa jadi terucap kata-kata tidak baik. Kata maaf akan melembutkan hati dan menurunkan emosi. Minta maaflah dengan tulus tanpa syarat. Jangan ada kata tetapi.
Jane Straus, penulis Enough is Enough! Stop Enduring and Start Living Your Extraordinary Life, mengatakan pasangan sering menggagalkan sebuah resolusi dalam sebuah pernikahan saat mereka sudah mengenali posisi pasangan lainnya namun kemudian menambahkan kata “tapi”. Contohnya; Saya mengerti kamu tidak membersihkan taman, tapi mengapa kamu memperlakukan saya seperti pembantu?
Jadi, setuju kan moms kalau bagian terbaik dari sebuah pertengkaran adalah saat berbaikkan. Ayo yang lagi marahan cepet baikan yaa.. Nyatakan perasaan cinta Anda dan peluk dia! (buna mirza)