5 Kiat Memilih Sekolah Terbaik untuk si Kecil | Beauty Moms

Cover Image for 5 Kiat Memilih Sekolah Terbaik untuk si Kecil | Beauty Moms
BM
Buna Mirza

5 Kiat Memilih Sekolah Terbaik untuk si Kecil

Betapa cepatnya waktu berlalu. Kemarin rasanya masih pakai putih abu-abu. Lalu menikmati masa kuliah, organisasi, dan bekerja. Melanglangbuana ke berbagai kota dan mencicipi dunia jomblo yang bebas.

Kemudian, menikah lalu punya bayi. Si bayi yang ompong tiba-tiba gusinya dipenuhi gigi, bisa berjalan berlari dan kini cerewet minta ampun dan minta sekolah.

Barulah terasa ohh aku sudah jadi orangtua. Bukan anak yang bisanya manja sama orangtua. Benar-benar waktu seperti terbang. Tiba-tiba sudah masuk di grup wali murid.

Tak Ada Sekolah Menjadi Orang Tua

Ya sudahlah, tidak ada yang bisa menghentikan waktu. Tidak ada mesin yang bisa memutar waktu. Jadi, bersiaplah menjadi orangtua. Yang belajar setiap masa. Pepatah berkata, tidak ada sekolah menjadi orang tua. Tapi kita bisa kok menjadikan keseharian kita sebagai pelajaran berharga.

Saat anak mulai tumbuh, Moms pasti berpikir banyak hal tentang sekolah terbaik untuk anak. Ada rasa senang namun ada juga perasaan risau. Jangan-jangan anak malah stress bertemu lingkungan dan teman baru. Selain itu, anak usia dini sedang asyik-asyiknya bermain, jadi gimana memilih sekolah yang seru? Tanpa harus mencerabut mereka dari dunia bermainnya?

Berikut, beberapa hal yang bisa dipertimbangkan saat memilih sekolah untuk anak usia dini :

1. Utamakan Pendidikan Budi Pekerti

Saat ini muncul beragam kasus yang bikin miris. Ditemukan kasus anak yang minim budi pekerti. Misalnya anak berani ke guru, berani ke orang tua dan anak berkata kasar maupun menyakiti secara fisik.

Utamakan Pendidikan Budi Pekerti

Idealnya kita ingin anak yang pintar sekaligus berakhlak baik. Tapi jika tidak memungkinkan keduanya, lebih baik memiliki anak dengan prestasi biasa-biasa saja, namun berakhlak baik. Karena bisa menjadi penerang di hati orangtuanya.

Untuk itu, carilah sekolah yang konsisten terhadap pembentukan perilaku. Misalnya sekolah yang memasukkan kurikulum pembentukan karakter dan sikap. Ada sikap kepada orang tua, hewan, alam semesta dan sebagainya dengan metode yang menyenangkan karena sembari bermain. Misalnya dengan boneka jari.

2. Sekolah yang Melibatkan Orang Tua

Ada konsep yang kurang tepat dalam benak banyak orang tua. Bahwa sekolah adalah tempat mendidik anak. Padahal tempat terbaik mendidik anak adalah orangtuanya.

Sekolah hanya membantu memberi berbagai pelajaran. Jadi jangan sepenuhnya menyerahkan pendidikan ke sekolah. Orangtua justru harus ikut terlibat bersama, terutama sang ayah.

Jamaknya setiap ada pertemuan sekolah, hanya para bunda yang hadir. Sedangkan ayah mewakilkan kewajiban pada bunda. Padahal, kewajiban mendidik anak ada pada ayah.

Kedekatan anak dengan ayah

Kehadiran sosok ayah sangat diperlukah dalam tumbuh kembang anak. Bahkan saat ini di Indonesia ada kecenderungan kurangnya sosok atau figur ayah dalam pendidikan anak, dalam lingkungan keluarga. Istilah yang disebut adalah Fathrerless Country.

Bermasalah Tanpa Figur Ayah

Kurangnya keterlibatan peran ayah dalam pengasuhan anak membuat anak-anak menjadi “lapar” pada sosok ayah. Kerusakan psikologis yang diderita anak-anak dikarenakan tidak mengenal ayahnya membuat anak merasa rendah harga dirinya. Anak tumbuh dengan kondisi psikologis yang tidak matang (childish), tidak mandiri (dependent), kesulitan menetapkan identitas seksual (cenderung feminin atau hypermasculin).

Kurangnya kedekatan dengan ayah juga bisa menyebabkan anak kesulitan dalam belajar, kurang bisa mengambil keputusan (tidak tegas), bagi anak perempuan tanpa model peran ayah setelah dewasa sulit menentukan pasangan yang tepat untuknya hingga dapat salah memilih pria yang layak/ salah pilih jodoh.

Peran ayah dan ibu dalam perkembangan anak, baik laki-laki maupun perempuan, sangat penting. Keduanya memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Ibu dengan sisi feminin, kecenderungan pada sisi emosi, mengajak anak untuk mengasah sisi emosi, empati dan kasih sayangnya.

Ayah Ajarkan Logika

Seorang ayah akan mengajarkan logika pada anak, sehingga nantinya anak memiliki pertimbangan lgis. hingga akhirnya bisa mengambil sikap dan keputusan secara dewasa, khususnya saat menghadapi masalah. Dengan pertimbangan pertimbangan logis tersebut juga bisa mengarahkan pada kemampuan menjadi problem solving.

Sebagai contoh kasus. Ada anak yang di sekolah cenderung mudah marah. Dia mengganggu teman-temannya, sampai memukul. Sekolah yang baik akan mengkomunikasikan kasus itu ke orang tua. Lalu orang tua mencari solusi dengan menasehati anak agar tidak mudah marah. Misalnya Ayah maupun Ibu si anak menggunakan metode cerita hewan yang berkawan baik dengan hewan lainnya agar si anak mudah memahami.

Sekolah yang memiliki hari khusus ayah Bersama anak atau Father Day juga layak dicari. Mendekatkan ayah dan anak adalah cara terbaik untuk mematangkan karakter mereka.

3. Jatidiri Anak adalah Bermain

Fitrah anak-anak pre school adalah bermain. Kalau ada anak yang tidak suka bermain berarti ada yang salah dengan fitrahnya. Bahkan saat bangun tidur anak-anak senangnya langsung bermain. Dalam metode pembelajarannya nanti, sekolah menerapkan konsep, bermainnya anak-anak adalah belajarnya anak-anak.

Memahami Bakat Anak

Kenapa harus mengembalikan jati diri anak? Karena usia 0-7 tahun bukanlah kemampuan membaca, berhitung, dan menulis yang hebat. Itu nanti disaat usia-7-14 tahun dimana fitrah belajar mereka sedang berkembang. Sedangkan yang harus dimunculkan untuk anak 0-7 tahun adalah Iman. Anak memiliki imajinasi yang positif terhadap Tuhan.

Membiasakan anak cinta kepada Allah ketika kelak menjalankan perintah agama seperti salat dan puasa, anak menjalankan itu dengan cinta dan sayang.

Jadi jika sekolah yang moms pilih nanti tidak terlalu banyak mengajarkan anak usia dini Bahasa Inggris, matematika, dan komputer jangan terlalu risau ya moms. Sejatinya anak akan belajar dengan sendirinya jika usia mereka sudah masuk usia belajar.

4. Memahami Bakat Anak

Setiap anak terlahir sudah dengan misi hidup. Tugas sebagai orang tua adalah menemukan apa misi hidup anak. Apakah sebagai orang tua kita sudah menjalankan misi tersebut? Sebab, bakat anak adalah software untuk menjalankan misi hidupnya ke depan.

Memahami bakat anak

Carilah sekolah yang bisa membantu menemukan bakat tersebut dengan menstimulasi mereka. Misalnya ada program sains, cooking class, art, farming class, dan sebagainya.

Setiap anak juga terlahir unik. Tidak ada anak yang sama di muka bumi ini, sekalipun mereka kembar. Misi hidupnya ada sendiri-sendiri dan masing-masing sudah dibekali bakat.

Anak yang cerewet misalnya, itu adalah bakat communication. Anak tersebut memiliki kemampuan berbicara lebih banyak. Atau ada anak yang ngeyelan, keras kepala sehingga sering kita anggap nakal.

Padahal keras kepala itu bukan sifat buruk, bisa jadi itu sebuah bakat commander atau pemimpin. Fitrah seorang pemimpin biasanya ngeyel, suka membantah dan tidak suka diperintah.

5. Menghargai Setiap Kecerdasan Anak

Sekolah yang memiliki guru yang menghargai kecerdasan anak sangat direkomendasikan. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, jika setiap anak Unik. Ada anak yang memiliki kecerdasan kinestetik misalnya. Dia tidak terbiasa duduk diam dan lebih suka bergerak termasuk saat belajar.

menghargai bakat anak

Sesuai dengan namanya, anak dengan kecerdasan kinestetik adalah mereka yang memiliki kemampuan memproses informasi secara fisik, lewat gerakan tangan, tubuh, ekspresi, juga kontrol. Tentunya, anak dengan kecerdasan kinestetik memiliki kelihaian bergerak lebih daripada anak lain.

Salah satu ciri anak dengan kecerdasan kinestetik adalah gemar bereksperimen, berakting, melakukan demonstrasi, hingga bermain adu peran atau role play.

Dengan menghargai kecerdasan yang dia punya. Guru tidak akan gampang memberi label negatif dan menghakimi anak tersebut nakal atau bodoh. Tapi menggunakan metode yang khusus bagi anak kinestetik supaya tetap bisa belajar dengan baik. Misalnya belajar membaca dengan metode petualangan Maharaja. Mereka bisa belajar membaca sembari beguling di bawah kursi, meniti sandal, melompat-lomoat dan sebagainya.

Mudah-mudahan tipsnya bermanfaat ya moms. (buna mirza)

More Stories

Cover Image for Ingin Menghasilkan Uang dari Medsos, Ini Aplikasinya | Beauty Moms

Ingin Menghasilkan Uang dari Medsos, Ini Aplikasinya | Beauty Moms

ada banyak aplikasi medsos bagi anak muda kekinian yang tidak hanya sebagai media hiburan saja, namun beberapa juga dapat mengahasilkan uang

ES
Elmeira Sabrina
Cover Image for Mengatur Keuangan Saat Ramadan, Agar Belanja Lebih Tepat | Beauty Moms

Mengatur Keuangan Saat Ramadan, Agar Belanja Lebih Tepat | Beauty Moms

Selama ramadan biasanya menyiapkan menu berbuka puasa terbaik buat keluarga. Untuk itu perlu mengatur keuangan saat ramadan agar belanja sesuai kebutuhan

NA
Naraya Ayudia
Cover Image for 10 Teknik Mewarnai Rambut Kekinian yang Dapat Kamu Coba | Beauty Moms

10 Teknik Mewarnai Rambut Kekinian yang Dapat Kamu Coba | Beauty Moms

Nah, Sebelum mencoba mewarnai rambut baiknya kamu memahami terlebih dahulu beberapa teknik mewarnai rambut kekinian yang dapat kamu coba.

LV
Lobelia Vira
Cover Image for Lima Tren Parenting di Tahun 2021 yang Makin Berkembang | Beauty Moms

Lima Tren Parenting di Tahun 2021 yang Makin Berkembang | Beauty Moms

Sama seperti pakaian, musik, dan media, pola pengasuhan orang tua terhadap anak juga memiliki trennya sendiri. Bagaimana tren parenting 2021?

BM
Buna Mirza