10 Langkah Menghadapi Suami yang Sedang Marah | Beauty Moms
10 Langkah Menghadapi Suami yang Sedang Marah
Ada yang menyebut rumah tangga layaknya roller coaster. Ritme jalannya kadang berkelok, meliuk, naik dan turun. Setiap pasangan tentu menginginkan kondisi pernikahan yang adem ayem tanpa huru-hara. Namun pada kenyataannya, seringkali ada masalah yang tidak terduga dan menguji cinta maupun kesetiaan pasangan. Salah satunya adalah ketika menghadapi suami sedang marah.
Marah sebenarnya tindakan yang wajar untuk meluapkan emosi negatif. Yang perlu diperhatikan adalah jika pasangan sering marah tanpa alasan yang jelas. Mungkin ada yang tidak beres dengan kesehatan mentalnya seperti gangguan kepribadian misalnya. Sehingga perlu mengenal lebih dalam penyebab pasangan marah pada kita.
Apa yang Terjadi Saat Marah?
Saat marah, hormon, sistem saraf dan otot dalam tubuh manusia sedang bereaksi. Reaksi itu antara lain berupa nafas sesak, kulit memerah, rahang mengencang, otot tegang, perut, bahu dan tangan juga ikut mengencang karena tubuh melepaskan adrenalin. Seseorang dinyatakan berhenti marah ketika ciri-ciri ini sudah tidak muncul (Novaco, 2000).
Marah adalah Hal Normal
Dalam kehidupan sehari-hari, rasa marah merupakan hal normal. Otak mendapatkan sinyal dari rasa marah jika ada sesuatu yang salah.
Selanjutnya memberikan energi pada tubuh untuk memperbaiki keadaan. Marah membuat seseorang memiliki energi untuk melakukan aksi. Ketika orang mengekspresikan amarahnya, bisa menimbulkan efek positif maupun negatif pada orang lain.
Hal Positif dari Marah
Walau terkesan kurang menyenangkan bagi orang yang melihatnya, marah sebenarnya memiliki manfaat positif, yaitu membuat kita dapat bertahan untuk menghadapi berbagai situasi. Mengekspresikan emosi sangat penting agar tidak menjadi bom waktu.
Asal mengekspresikan marahnya dilakukan dengan cara yang tidak menyakiti, justru bisa mengidentifikasi permasalahan. Marah jika dilakukan dengan benar akan menurunkan tekanan darah.
Efek Negatif dari Marah
Ketika marah tidak diekspresikan secara sehat, maka akan menimbulkan permusuhan, kebencian,dan perbuatan agresi yang merugikan. Marah yang akut dapat memicu serangan jantung atau stroke hingga kematian.
Baca : Ingin Putus Hubungan, Hindari 10 Cara Keji Ini
10 Cara Menghadapi Suami Sedang Marah
Jangan khawatir ya moms kalau menghadapi suami sedang marah. Setiap masalah pasti tercipta beserta jalan keluarnya. Kali ini, Beautymom akan menghadirkan 10 tips menghadapi suami yang sedang marah.
1. Sabar dan Ikhlas
Jika watak dasar suami memang sudah keras kepala, maka yang bisa dilakukan untuk bisa bertahan adalah sabar dan ikhlas. Mungkin sikapnya yang gampang tersulut emosi bikin sebal, tapi coba terima dengan lapang dada karena kamu sudah memilihnya sebagai suami. Tetap layani suami dengan baik, siapa tahu kesabaran dan ketulusanmu bisa mengubah perangainya.
Tetaplah melayani suami seperti menyiapkan makan, mencuci piring dan baju, dan memberikan nafkah batin. Jadi, tidak akan ada kebaikan yang sia-sia.
2. Jangan Ikut Terpancing Amarah
Saat suami marah, jangan dibalas dengan amarah pula. Seperti api yang disiram air sehingga padam, kelembutan akan bisa bikin suami kembali klepek-klepek. Pendam dulu rasa jengkel dan lebih baik diam.
Ketika dia tidak mau kalah berdebat, biarkan saja dulu. Saat itu egoismenya sedang naik, sehingga merasa pendapatnya selalu benar. Kamu tidak perlu buang-buang energi menghadapi sikapnya. Kamu cukup memberi tahu pendapatmu tapi tidak perlu memaksanya untuk menerima. Lalu beri dia ruang untuk berpikir.
3. Beri Lebih Banyak Perhatian
Kemarahan suami pasti ada penyebabnya. Salah satunya karena kurang perhatian. Tanpa disadari, mungkin istri terlalu sibuk dengan anak-anak. Sebagai solusinya, mulai saat ini beri dia perhatian lebih banyak. Sederhana saja seperti memberi pujian saat dia berhasil melakukan sesuatu.
Apalagi kalau suami sedang ada masalah di kantor, jadilah tempat curahan hati terbaik. Ekspresikan jika kamu tertarik dengan apa yang dia bahas lalu beri tanggapan yang baik. Mendengarkan suami secara sungguh-sungguh bisa menjadi alat untuk meluluhkan hatinya. Coba deh!
4. Belajar untuk Mengalah
Dalam pertengkaran tidak ada siapa yang menang dan siapa yang kalah. Yang ada hanyalah saling berkompromi agar konflik tidak melebar. Jika suami ngotot, maka bisa belajar untuk mengalah. Laki-laki yang memiliki sifat egois akan sulit menerima saran. Sekalipun jelas dia yang salah dia tidak akan mau mengakui. Jadi, daripada capek berdebat dan tidak didengarkan, mengalah adalah jalan terbaik.
5. Jangan Sungkan Memberikan Pendapat Walau Tak Didengar
Menghadapi suami yang sedang marah memang susah-susah gampang. Adakalanya kamu harus diam dan mengalah. Tapi jika sikapnya sudah keterlaluan dan selalu menyalahkan, kamu harus berani tegas. Suami yang sudah mulai main kasar misalnya, harus dinasehati karena bisa merugikan bahtera rumah tangga.
Istri berhak memberikan pendapat. Kalau dia masa bodoh dan tidak mau mendengarkan, tidak mengapa. Yang penting, sudah diingatkan. Biasanya kesadarannya akan tumbuh sendiri setelah dia merasakan akibat dari perbuatannya. Jadi ditunggu saja.
6. Ungkapkan Perasaanmu
Mirip dengan poin di atas, kamu perlu mengungkapkan perasaan saat suami sedang marah. Katakan jika kamu juga punya rasa sakit hati dan kecewa. Memendam sesuatu secara terus-menerus tentu lebih buruk karena akan menjadi penyakit fisik maupun mental. Sedih yang berlebihan akan membuat stres dan bisa merusak dirimu.
Mengungkapkan unek-unek bukan berarti dengan cara marah-marah. Bisa dalam bentuk curhat. Cari momen yang tepat, saat suami sudah rileks dan bersantai. Coba dekati ia, lalu ungkapkan jika sikap dia yang pemarah dan egois membuatmu terbebani. Kalau perlu ceritakan jika kamu sering menangis diam-diam karena sikapnya. Bilang juga bahwa kamu mencintai dia dengan tulus dan berharap sebaliknya, yaitu disayangi juga. Siapa tahu, hati suami akan luluh dan mau berubah karena melihat ketulusanmu.
7. Berhak Membela Diri Jika Benar
Bersikap mengalah memang baik, tapi mengalah tetap ada batasnya. Suami yang marah tanpa alasan jelas, bahkan ketika istrinya bersikap baik harus ditegur. Jika merasa diri benar, jangan mau disudutkan. Kamu berhak membela diri. Walau pembelaan tersebut tidak digubris, setidaknya kamu akan merasa lega karena sudah mengungkapkan kebenaran.
8. Jangan Takut, Hindari Bersikap Lemah
Wanita mana yang nggak sedih memiliki suami yang sikapnya gampang marah-marah. Kemarahan suami kerap membuat istrinya takut. Bagaimana tidak, sikapnya yang emosional membuat dia susah diajak berbicara. Namun, kamu sebenarnya tidak perlu merasa takut. Semakin takut, maka dia akan semakin semena-mena karena kamu terlihat lemah. Selama dalam posisi yang benar, hindarilah rasa takut.
Ya, kamu tetap harus melakukan kewajiban seorang istri yaitu menghormati suami dan tidak bersikap kurang ajar. Tapi tetap saja jangan bersikap lemah. Berperilaku sewajarnya. Ada saatnya kamu diam, ada pula saatnya berbicara.
Baca : Tanda Suami Sayang Istri
9. Perbanyak Berdoa Pada Tuhan
Tidak ada kekuatan yang paling besar melainkan kekuatan sebuah doa. Sangat penting untuk selalu berdoa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta saat menghadapi suami yang sedang marah. Doakan supaya perangainya berubah. Berkeluh kesahlah kepada Tuhan. Hanya kepada-Nya kamu bisa meminta petunjuk dan pertolongan.
Kamu harus percaya bahwa Tuhan tidak akan menguji di luar kemampuan hamba-Nya. Jadi, jangan pernah lelah untuk berdoa. Mudah-mudahan, sikap suami perlahan menjadi baik dan bisa bersikap bijaksana.
10. Diskusi dengan Keluarga
Ketika perilaku suami sudah kelewat batas dan tidak ada kompromi, maka berdiskusilah dengan keluarga. Jika sudah tidak ada jalan keluar, sebaiknya mulai melibatkan keluarga besar. Mintalah pertolongan kepada orang tua untuk menyelesaikan masalah.
Menanggung beban sendirian tentu terasa berat, jika bercerita pada keluarga, kamu akan merasa lebih lega. Bisa jadi justru kamu mendapat solusi setelah berkonsultasi pada orang tua karena lebih berpengalaman.
Untuk menghadapi suami yang sedang marah, harus menyiapkan kesabaran tanpa batas. Sebisa mungkin jangan balas amarah dengan amarah, tapi beri pasangan kita lebih banyak cinta. Selama dia tidak kasar secara fisik atau ringan tangan dan melakukan hal-hal yang merugikan, cobalah untuk tetap menjaga keutuhan rumah tangga. (buna mirza)